Hipertermia merupakan kondisi saat suhu tubuh meningkat di atas 38,5 derajat Celsius atau panas yang berlebihan. Peningkatan suhu tubuh akibat hipertermia berbeda dengan demam. Pada demam, peningkatan suhu terjadi sebagai reaksi tubuh dalam melawan infeksi dan tanda adanya peradangan atau inflamasi pada tubuh.
Sedangkan hipertermia merupakan kondisi yang disebabkan oleh kegagalan hipotalamus di otak dalam mengatur suhu tubuh. Baca artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab, gejala, dan pengobatan hipertermia.
Apa Itu Hipertermia?
Hipertermia merupakan kondisi saat tubuh mengalami peningkatan suhu yang signifikan di atas 38,5 derajat Celsius. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak mampu beradaptasi dengan perubahan suhu lingkungan yang ekstrem.
Hipertermia berbeda dengan hipotermia. Perbedaan hipotermia dan hipertermia terletak pada suhu tubuh. Hipertermia terjadi akibat peningkatan suhu tubuh, sedangkan hipotermia merupakan penurunan suhu tubuh secara drastis. Kedua kondisi ini memerlukan penanganan medis segera.
Hipertermia yang tidak segera ditangani berisiko menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius. Beberapa komplikasi hipertermia antara lain menyebabkan kerusakan sel otot, penurunan kesadaran, gagal ginjal, pendarahan dalam, bahkan mengancam jiwa.
Penyebab Hipertermia
Penyebab hipertermia adalah paparan suhu tinggi dari luar tubuh secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan suhu normalnya, sehingga mengakibatkan peningkatan suhu tubuh yang signifikan.
Di sisi lain, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertermia adalah sebagai berikut:
Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat di siang hari.
Mengenakan pakaian yang terlalu tebal dan berwarna gelap saat cuaca sedang panas.
Mengidap kondisi tertentu yang menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi keringat secara optimal (anhidrosis), seperti fibrosis kistik.
- Dehidrasi.
- Gangguan elektrolit.
- Kegemukan.
- Gejala Hipertermia Berdasarkan Jenisnya
Gejala utama hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 38,5 derajat Celsius. Di sisi lain, penderita juga akan merasakan beberapa gejala lain sesuai dengan jenis hipertermia yang dialaminya. Berikut penjelasan lengkap gejala hipertermia:
1. Heat Stress
Heat stress merupakan salah satu tahapan hipertermia yang terjadi karena keringat tidak dapat keluar secara optimal. Hal ini umumnya disebabkan oleh pakaian yang terlalu tebal atau melakukan aktivitas fisik yang berat saat cuaca sangat panas. Beberapa gejala heat stress antara lain:
- Lemah.
- Mendesak.
- Pulang.
- Mual.
2. Heat Exhaustion
Paparan panas ekstrem dalam waktu lama dapat memicu ketidaknyamanan fisik dan psikologis. Kondisi ini dikenal dengan heat exhaustion. Seseorang yang menderita heat exhaustion biasanya akan mengeluhkan beberapa gejala, seperti:
- Pulang.
- Lemah.
- Hilangnya konsentrasi.
- Tidak dapat menggerakkan tubuh.
3. Heat Syncope
Heat syncope merupakan tahapan hipertermia yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak. Gejala umum heat syncope adalah penglihatan kabur, pusing, dan pingsan.
4. Kram Panas
Kram panas dapat terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas fisik yang terlalu banyak di cuaca panas, keringat berlebih akibat aktivitas ini dapat menyebabkan gangguan elektrolit dalam tubuh. Orang yang mengalami kram panas biasanya mengeluhkan nyeri otot, terutama di bagian lengan, bahu, paha, dan betis, hingga kram.
Baca Juga: Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Perut Sebelah Kiri
5. Edema Panas
Edema panas adalah penumpukan cairan akibat peningkatan suhu tubuh. Edema panas biasanya terjadi akibat duduk terlalu lama di tempat dengan suhu tinggi, sehingga pembuluh darah melebar dan menyebabkan cairan tubuh bocor keluar dari pembuluh darah dan memenuhi jaringan. Kondisi ini umumnya ditandai dengan pembengkakan pada kaki atau lengan dan gangguan elektrolit.
6. Ruam Panas
Ruam panas merupakan salah satu tahap hipertermia yang menyebabkan iritasi kulit, seperti ruam merah dan biang keringat. Bagian tubuh yang sering menunjukkan gejala ruam panas adalah leher, lipatan siku, dada, dan selangkangan.
7. Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi karena tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat. Sejumlah gejala yang mengindikasikan seseorang menderita heat exhaustion antara lain:
- Pusing atau sakit kepala.
- Lemah.
- Rumah.
- Keringat berlebih.
- Tidak dapat menggerakkan tubuh.
- Jantung berdebar-debar.
8. Heatstroke
Heatstroke merupakan jenis hipertermia yang paling parah, dan kondisi ini bahkan dapat menyebabkan koma dan kematian. Beberapa gejala umum heatstroke adalah:
- Suhu tubuh melebihi 40 derajat Celsius.
- Kejang.
- Kesadaran menurun.
- Ucapan tidak jelas.
- Kulit terasa sangat panas dan kering.
Penanganan Hipertermia
Ada sejumlah pertolongan pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia ringan hingga sedang. Berikut penjelasannya:
Hentikan aktivitas fisik yang sedang dilakukan.
Berlindunglah di tempat yang sejuk, seperti di bawah pohon atau ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
Kompres dingin pada bagian kepala, leher, ketiak, dan selangkangan untuk membantu menurunkan suhu tubuh.
Perbanyak minum air putih.
Jika perlu, gunakan kipas angin atau AC.
Sedangkan jika hipertermia yang dialami menimbulkan gejala berat, dokter akan memberikan cairan infus yang telah disetujui untuk membantu menurunkan suhu tubuh. Dokter juga akan meresepkan dantrolene untuk meredakan kejang dan kram otot yang kerap muncul sebagai gejala hipertermia.
Pencegahan Hipertermia
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertermia adalah sebagai berikut:
- Hindari berolahraga atau melakukan aktivitas fisik berat saat cuaca sedang sangat panas.
- Penuhi kebutuhan cairan harian tubuh, salah satunya dengan minum air putih kurang lebih dua liter sehari.
- Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik.
- Kenakan pakaian yang longgar dan tidak terlalu tebal saat cuaca panas.
- Kenakan topi dan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.